Gaza Terancam Kelaparan Parah, PBB Bersuara, Arab Saudi Kutuk Israel Keras

Pengumuman tragis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai status bencana kelaparan di Jalur Gaza telah menggonacang panggung global secara mendalam. Ini merupakan kali pertama deklarasi kelaparan semacam itu diumumkan oleh PBB di kawasan Timur Tengah yang sudah bergejolak, menandakan eskalasi krisis kemanusiaan yang akut.
Situasi kemanusiaan yang kritis ini memicu reaksi keras dari Kerajaan Arab Saudi, yang melalui Kementerian Luar Negerinnya, menyampaikan keprihatinan mendalam serta kecaman tajam terhadap tindakan Israel yang dianggap memicu bencana ini.
Krisis Pangan Melumpuhkan Separuh Juta Jiwa di Gaza
Para pakar PBB telah mengafirmasi bahwa sekitar 500.000 jiwa yang mendiami wilayah kantong yang porak-poranda akibat agresi Israel, kini terjerumus dalam cengkraman kelaparan parah. Kondisi ini mencerminkan kegagalan kolektif komunitass internasional dalam menjamin hak dasar manusia atas pangan, sebuah kebutuhan fundamentaal yang terenggut.
Kepala Bantuan PBB, Tom Fletcher, secara eksplisit menyatakan bahwa kondisi tragis ini sebetulnya bisa dicegah secara total jika ada kemauan politik. Dia menegaskan, hambatan sistematis yang diberlakukan oleh Israel adalah penyebab utama mengapa bantuan makanan vital tidak dapat menjangkau wilayah Palestina tersebut secara memadai.
Baca Juga: Gibran Tegaskan IKN Lanjut! Masyarakat Diminta Waspada Hoaks Proyek Ibu Kota Baru
Riyadh Mengutuk 'Kejahatan Genosida' Israel
Dilansir AlArabiya pada Sabtu (23/8/2025), Riyadh secara tegas mengutuk apa yang mereka sebut sebagai “kejahatan genosida yang dilakukan oleh pasukan pendudukann Israel terhadap warga sipil tak berdaya di Gaza.” Pernyataan yang disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Saudi ini menegaskan posisi Kerajaan yang tidak akan mentolerir pelanggaran hukum internasional yang terjadi.
Kerajaan Saudi pun menyoroti semakin memburuknya bencana kemanusiaan di Gaza, yang menurut mereka, adalah konsekuensi langsung dari “ketiadaan mekanisme yang efektif untuk mencegah serta meminta pertanggungjawaban atas kejahatan pendudukan Israel yang terus berulangng.”
Panggilan Moral bagi Komunitas Internasional
Arab Saudi secara gamblang menyatakan bahwa situasi ini akan “tetap menjadi noda memalukan” bagi komunitass internasional, khususnya bagi para anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Kelompok ini memilikki mandat utama untuk menjaga perdamaian dan keamanan global, sehingga kegagalan mereka sangat disoroti.
Baca Juga: Gempa Guncang Sinabang Aceh: Magnitudo 5,8, Waspada Namun Tenang, Tidak Berpotensi Tsunami
Kecaman ini menggarisbawahi urgensi tindakan segera untuk mengakhiri kelaparan yang meluas dan menghentikan apa yang disebut Saudi sebagai perang “genosida dan kejahatan” yang dilancarkan Israel terhadap rakyat Palestina yang tidak berdosa.
Respons Kontroversial Israel: 'Tidak Ada Bencana Kelaparan di Gaza'
Meskipun badan-badan PBB telah berbulan-bulan melontarkan peringatan mengnai eskalasi krisis kemanusiaan di wilayah Palestina, Kementerian Luar Negeri Israel memberikan respons yang cepat dan kontradiktif. Mereka dengan lugas menyatakan, “Tidak ada bencana kelaparan di Gaza,” sebuah klaim yang kontroversial di tengah laporan PBB dan organisasikemanusiaan lainnya.
Baca Juga: Polda Riau Inisiasi 'Bank Pohon': Upaya Hijaukan Riau dan Edukasi Masyarakat
Dalam pernyataannya, Israel mengecam laporan yang dirilis oleh panel Integrated Food Security Phase Classification (IPC), sebuah lembaga kredibel yang berbasis di Roma, Italia. Israel menuding laporan tersebut “didasarkan pada kebohongan Hamas yang ‘dicuci’ melalui organisasi-organisasi yang memilikki kepentingan pribadi,” sebuah tudingan serius yang dibantah banyak pihak.
Konfirmasi IPC: Fasa Kelaparan 5 di Kota Gaza
Laporan terbaru IPC, yang diterbitkan pada Jumat (22/8), secara definitif menyatakan bahwa “per 15 Agustus 2025, bencana kelaparan (IPC Fase 5) – dengan bukti yang memadai – telah terkonfirmasi di wilayah administrasi Gaza”. Secara spesifik, laporan ini menunjuk pada Kota Gaza, yang mencakup sekitar 20 persen dari total wilayah Jalur Gaza.
Tingkat keparahan kelaparan ini menandakan situasi yang membbutuhkann intervensi kemanusiaan skala besar dan mendesak, mengingat implikasinya yang fatal, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.
Anak-anak Gaza: Wajah Tragis Krisis Kemanusiaan Global
Sebuah video yang beredar luas menunjukkan realitas mengerikan bahwa kelaparan di Gaza semakin parah dari hari ke hari, menampilkan kondisi yang memilukan. Data mengindikasikan bahwa 132 ribu anak berisiko meninggal dunia akibat malnutrisi akut dan kurangnya akses terhadap fasilitas kesehatan essensial, sebuah angka yang mengkhawatirkan.
“Menurut definisi standar internasional,” sebuah laporan dari organisasi kemanusiaan terkemuka menyebutkan, “bencana kelaparan dideklarasikan ketika setidaknya 20% rumah tangga menghadapi kekurangan pangan ekstrem, lebih dari 30% anak-anak menderita malnutrisi akut, dan dua dari setiap 10.000 orang meninggal setiap hari karena kelaparan atau penyakit terkait.” Situasi di Gaza jelas telah melampaui ambang batas ini, menuntut refleksi mendalam dari seluruh pemangku kepentingan global untuk segera menemukan solusi yang komprehensif dan berkelanjutan demi menyelamatkan nyawa tak berdosa.



