Kesehatan Jiwa & Otak: Pilar Utama Cerdaskan Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045

Update: 23 August 2025, 23:25 WIB

Waka MPR Ingatkan Pentingnya Kesehatan Jiwa & Otak untuk Cerdaskan Bangsa


Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, mengingatkan urgensi peran aktif seluruh warga negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya ini krusial guna meningkatkan kapasitas dan daya saing bangsa di era mendatang, sebuah investasi strategis untuk masa depan.

Pernyataan ini disampaikan Lestari saat menjadi pembicara kunci dalam seminar bertajuk "Kesehatan Otak sebagai Pilar Penting dalam Pembangunan Nasional Menuju Daya Saing Global Indonesia Emas 2045". Seminar tersebut merupakan rangkaian dari Musyawarah Kerja Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Mukernas Perdosni) Tahun 2025 yang diselenggarakan di Bandung, Jawa Barat, pada hari yang sama.

Konstitusi dan Esensi Kesejahteraan Bangsa

Lestari menekankan bahwa konstitusi negara kita, UUD 1945, mengamanatkan tujuan bernegara untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Kesejahteraan yang hakiki, menurutnya, tidak hanya mencakup aspek materiil, namun juga melibatkan kesehatan jasmani dan rohani, termasuk kesehatan otak seluruh elemen bangsa.

Dalam keterangannya pada Sabtu, 23 Agustus 2025, ia menggarisbawahi pentingnya menjaga kesehatan otak sebagai fondasi krusial. Hal ini sejalan dengan cita-cita luhur bangsa yang termaktub dalam konstitusi, menciptakan landasan kokoh bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Membangun 'Jembatan' antara Kesehatan Jiwa dan Otak

Lebih lanjut, Lestari menyoroti perlunya membangun 'jembatan' yang kokoh antara kesehatan jiwa dan kesehatan otak dalam konteks perumusan kebijakan. Ia menyoroti kecenderungan negara dalam melahirkan kebijakan berdasarkan sudut pandang tertentu, yang terkadang mengabaikan kompleksitas permasalahan.

Akibatnya, kebijakan yang dihasilkan kerapkali hanya bersifat simptomatik, hanya mampu mengatasi gejala di permukaan. Hal ini mengakibatkan masalah yang dihadapi terus berulang, menghambat upaya pencapaian tujuan yang lebih besar, seperti mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Baca Juga: Pengakuan Eras: Jejak Penculikan Kacab Bank di Jakarta hingga Penangkapan di NTT

Empat Pilar Visi Indonesia Emas 2045

Dalam konteks mewujudkan Indonesia Emas 2045, Lestari mengingatkan bahwa pencapaian visi besar ini memerlukan upaya kolektif dan sinergis. Setiap individu, menurutnya, harus berkontribusi dalam mewujudkan empat pilar utama yang telah dicanangkan.

Keempat pilar tersebut meliputi pembangunan sumber daya manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemerataan pembangunan di seluruh wilayah, pembangunan ekonomi berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, serta pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan yang baik. Upaya kolaboratif ini menjadi kunci untuk mencapai visi besar yang telah ditetapkan, membuka jalan bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa.

Kesehatan Berpikir sebagai Landasan Utama

“Untuk mewujudkan keempat visi tersebut, tentu saja harus didukung dengan kesehatan berpikir yang didasari atas terpenuhinya kesehatan jiwa dan otak yang baik bagi setiap anak bangsa,” tegasnya. Dengan kata lain, kesehatan otak yang optimal menjadi prasyarat mutlak dalam mewujudkan visi besar tersebut.

Kualitas berpikir yang baik, yang berakar dari kesehatan jiwa dan otak yang prima, akan menjadi katalisator dalam mewujudkan visi tersebut. Tanpa fondasi yang kuat ini, upaya mencapai tujuan besar tersebut akan terasa berat dan penuh tantangan.

Peta Jalan Kesehatan Otak yang Komprehensif

Lestari menekankan urgensi penyusunan peta jalan kesehatan otak yang komprehensif dan mudah dipahami oleh berbagai pihak. Peta jalan ini berfungsi sebagai panduan yang jelas dalam merumuskan kebijakan yang tepat sasaran, memastikan generasi penerus memiliki standar kesehatan jiwa dan otak yang memadai.

Baca Juga: Kemenangan Gemilang: Jalur Raga Bhayangkara Riau Juara Pacu Jalur, Misi Lingkungan

Hal ini krusial dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Dengan memiliki peta jalan yang jelas, upaya pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya akan lebih terarah dan efektif dalam meningkatkan kualitas kesehatan otak masyarakat.

Peran Deteksi Dini dan Upaya Promotif

Ia juga menyarankan untuk memasukkan pemeriksaan kesehatan jiwa dan otak dalam program deteksi dini kesehatan yang diselenggarakan pemerintah. Langkah preventif ini diharapkan mampu mengidentifikasi potensi masalah sejak dini, sehingga intervensi yang tepat dapat segera dilakukan.

Baca Juga: Agustina Lantik 126 Pejabat Semarang, Jauhi Praktik Gratifikasi!

Selain itu, Lestari mendorong keterlibatan aktif pemerintah dan sektor swasta dalam mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya kesehatan otak. Upaya promotif, seperti penyediaan informasi yang akurat dan mudah dipahami, harus lebih diutamakan ketimbang upaya kuratif semata.

“Mendorong agar semua pihak terkait seperti pemerintah dan pihak swasta dapat terlibat aktif mengajak masyarakat untuk peduli terhadap kesehatan otak, serta mengedepankan berbagai upaya promotif, bukan hanya kuratif dalam menghadapi berbagai tantangan di sektor kesehatan,” pungkasnya. Dengan pendekatan yang komprehensif dan holistik, harapan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 akan semakin nyata.


Artikel Terkait