Polresta Pati Gelar Gerakan Pangan Murah: 6 Ton Beras untuk Rekonsiliasi dan Kesejahteraan Warga

Di tengah upaya menjaga stabilitas pasca aksi unjuk rasa, Polresta Pati mengambil langkah konkret dengan menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) yang melibatkan seluruh jajaran polsek. Langkah ini merupakan wujud nyata dari komitmen kepolisian untuk hadir di tengah masyarakat, memberikan solusi konkret, dan menjalin kembali keharmonisan sosial di Kabupaten Pati.
Melalui kegiatan ini, Polresta Pati mendistribusikan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) kepada masyarakat, guna meringankan beban ekonomi warga.
Pelaksanaan Gerakan Pangan Murah di Pati
Gerakan Pangan Murah yang diinisiasi oleh Polresta Pati ini dilaksanakan secara serentak di halaman masing-masing polsek jajaran, serta di halaman depan Satlantas Polresta Pati pada Jumat, 22 Agustus. Antusiasme warga dari berbagai kecamatan sangat tinggi, tampak hadir pula koordinator lapangan (korlap) aksi, serta warga yang terdampak langsung dari berbagai peristiwa, berbondong-bondong untuk mendapatkan beras dengan harga yang terjangkau.
Baca Juga: Pramono Anung Restui Alih Fungsi Trotoar TB Simatupang demi Atasi Kemacetan
Sebanyak 6 ton beras SPHP disalurkan dalam kegiatan GPM ini, menunjukkan betapa seriusnya Polresta Pati dalam upaya membantu masyarakat. Beras tersebut dijual dengan harga yang sangat bersahabat, yaitu Rp 57.500 per kemasan 5 kg, memungkinkan lebih banyak warga untuk mengakses kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.
Upaya Rekonsiliasi Sosial Pasca Unjuk Rasa
Kapolresta Pati, Kombes Jaka Wahyudi, menjelaskan bahwa gelaran GPM ini merupakan bagian dari upaya rekonsiliasi sosial pasca demonstrasi yang terjadi pada 13 Agustus lalu. Beliau menegaskan bahwa kegiatan ini adalah manifestasi dari kehadiran Polri sebagai pelayan masyarakat, memberikan solusi nyata atas permasalahan yang dihadapi.
"Pasca aksi unjuk rasa, kami berkomitmen menjaga situasi kondusif dengan langkah yang humanis dan solutif, salah satunya melalui program pangan murah ini," ujar Kombes Jaka, seperti yang dilansir oleh detikJateng pada Sabtu, 23 Agustus 2025. Upaya ini sejalan dengan pandangan yang menekankan pentingnya pendekatan yang inklusif dan solutif dalam penyelesaian konflik sosial, seperti yang seringkali disoroti oleh para ahli sosiologi.
Polri Hadir sebagai Sahabat Masyarakat
Kombes Jaka juga menambahkan bahwa kegiatan ini secara spesifik menyasar warga yang membutuhkan, termasuk mereka yang terlibat dalam aksi unjuk rasa. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa Polri hadir tidak hanya sebagai pihak keamanan, tetapi juga sebagai sahabat dan pelindung masyarakat.
Baca Juga: Polda Riau Inisiasi 'Bank Pohon': Upaya Hijaukan Riau dan Edukasi Masyarakat
"Kami ingin menunjukkan bahwa Polri hadir bukan hanya sebagai pengamanan, tapi juga sebagai sahabat masyarakat," imbuhnya, menegaskan komitmen untuk membangun hubungan yang positif dan saling percaya antara kepolisian dan warga. Hal ini sangat penting, mengingat kepercayaan publik terhadap institusi penegak hukum adalah fondasi utama bagi stabilitas sosial dan pembangunan berkelanjutan, sebagaimana ditekankan dalam berbagai penelitian mengenai efektivitas penegakan hukum.
Pesan Persatuan dan Keamanan
Kegiatan GPM ini berjalan dengan tertib dan lancar, mencerminkan koordinasi yang baik antara kepolisian dan masyarakat. Kombes Jaka juga mengajak seluruh warga Pati untuk terus menjaga persaudaraan, menghindari provokasi, dan mempererat tali silaturahmi.
Beliau juga menegaskan komitmen TNI-Polri untuk senantiasa hadir di tengah masyarakat, memastikan keamanan dan kenyamanan warga dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Kehadiran aparat keamanan di tengah masyarakat merupakan salah satu pilar utama dalam menjaga stabilitas dan ketertiban sosial, seperti yang tercermin dalam kajian mengenai peran polisi dalam masyarakat.
Baca Juga: Kecelakaan Maut di Tol Jagorawi Bogor: Korban Luka & Kemacetan Panjang
Sebagai tambahan informasi, simak video yang menampilkan peluncuran Gerakan Pangan Murah oleh Kapolri, di mana beras dijual dengan harga Rp 11.000 per kg. Ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk terus berupaya menstabilkan harga pangan dan meringankan beban masyarakat di seluruh Indonesia.



