Rumah Penculik Kacab Bank di Jakarta Pernah Disita: Pengakuan Bu RT Johar Baru

Update: 23 August 2025, 23:25 WIB

Bu RT Ungkap Rumah Ditempati Penculik Kacab Bank di Jakarta Pernah Disegel Bank


Kasus penculikan yang berujung pada kematian Kepala Cabang (Kacab) bank bernama Mohamad Ilham Pradipta (37) diwarnai dengan berbagai perkembangan. Polisi berhasil mengamankan empat pelaku yang terlibat dalam tindak kejahatan keji tersebut. Penangkapan dilakukan di beberapa lokasi, termasuk di wilayah Jakarta Pusat dan Nusa Tenggara Timur, membuka tabir misteri di balik kasus yang menggemparkan publik Indonesia.

Tiga dari empat pelaku, yang diidentifikasi dengan inisial AT, RS, dan RAH, ditangkap di sebuah rumah di Jalan Johar Baru III, Jakarta Pusat. Rumah tersebut menjadi sorotan utama lantaran terungkap fakta mengejutkan dari Ketua RT setempat, Sella (48). Sella mengungkap bahwa hunian yang digunakan para pelaku penculikan tersebut sebelumnya pernah menjadi objek sitaan bank.

Rumah Bekas Sengketa: Penjelasan Ketua RT

Sella, selaku Ketua RT di lingkungan tempat tinggal ketiga pelaku, memberikan kesaksian yang krusial terkait riwayat rumah tersebut. Ia mengungkapkan bahwa sebelum ditempati oleh para pelaku penculikan, rumah itu telah lama kosong. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai latar belakang para pelaku dan motif mereka dalam memilih rumah tersebut sebagai tempat tinggal.

"Sebelum dia tempatin (rumah) kosong hampir setahun," ujar Sella saat ditemui di lokasi pada Sabtu, 23 Agustus 2025. "Dulunya warga saya di situ tinggal. Dia KTP, KK, warga saya, asli Jakarta. Cuman entah kenapa tiba-tiba 'bu saya pamit mau pindah', terusnya selama itu kosong, 4 bulanan kosong. Dua bulan ke sini ada plang di situ, 'Rumah ini sengketa, sedang dalam pengawasan bank'," lanjutnya menjelaskan kronologi yang terjadi.

Baca Juga: Kemenangan Gemilang: Jalur Raga Bhayangkara Riau Juara Pacu Jalur, Misi Lingkungan

Penghuni Baru dan Identitas yang Tak Kunjung Tuntas

Para pelaku, berdasarkan keterangan Sella, mulai menempati rumah tersebut sejak 20 Juni 2025. Meskipun tinggal beramai-ramai, Sella hanya mengenal dua orang di antaranya. Keterbatasan informasi mengenai identitas penghuni rumah menjadi catatan penting dalam penyelidikan kasus ini.

"Rame-rame sih. Ya (saya kenal) itu yang Berto, Eras, itu tinggal di situ. Yang saya tahu cuma dua nama itu aja," terang Sella. Sella juga sempat meminta identitas kedua orang yang dikenalnya tersebut, namun hingga penangkapan dilakukan, data diri yang diminta tak kunjung diberikan.

Kesan Awal yang Menipu: Kehidupan yang Terlihat Normal

Selama ketiga pelaku tinggal di lingkungan tersebut, Sella mengaku tidak melihat adanya aktivitas mencurigakan. Mereka dikenal baik dan sopan oleh warga sekitar. Kesan baik ini ternyata mampu menutupi pekerjaan asli mereka sebagai debt collector, yang baru terungkap setelah penangkapan.

"Di situ aktivitas mencolok nggak ada. Paling kumpul-kumpul, pergi. Orang-orangnya juga baik, sopan, suka nyapa, kayak tetangga-tetangga lain pada umumnya," ujar Sella. "Malah pas awal datang kan saya bilang, 'pokoknya ikut jaga lingkungan, namanya tinggal bertetangga'. Nah mereka di situ malah bilang, 'ibu tenang aja, kami bakal bantu jaga keamanan di sini'," imbuhnya. Kenyataan ini jelas menunjukkan betapa lihainya para pelaku dalam menyembunyikan identitas dan kegiatan mereka.

Baca Juga: Gibran Tegaskan IKN Lanjut! Masyarakat Diminta Waspada Hoaks Proyek Ibu Kota Baru

Pekerjaan Rahasia Terungkap: Debt Collector di Balik Topeng Kebaikan

Pekerjaan asli para pelaku, yakni sebagai debt collector, baru terungkap setelah polisi melakukan penangkapan. Hal ini semakin menambah kompleksitas kasus penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta. Informasi ini sekaligus mengindikasikan bahwa motif penculikan tersebut mungkin terkait dengan pekerjaan mereka sebagai penagih utang, meski hal ini masih dalam penyelidikan polisi.

Baca Juga: Tragis! Nurminah di Lombok Barat Dibunuh Pacar, Mayatnya Dicor dalam Septic Tank

"Iya (sebelumnya nggak tahu pekerjaan ketiga pelaku). Katanya (setelah ditangkap) debt collector," pungkas Sella. Penangkapan para pelaku dilakukan pada Kamis, 21 Agustus. AT, RS, dan RAH ditangkap di Jakarta Pusat, sementara RW ditangkap di Bandara Labuan Bajo, NTT. Ilham Pradipta diculik pada Rabu, 20 Agustus, dan jasadnya ditemukan di kawasan Serang Baru, Kabupaten Bekasi.

Hingga saat ini, polisi masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap dalang di balik kasus pembunuhan Ilham. Penyelidikan intensif dilakukan untuk mengungkap motif sebenarnya dari penculikan ini. Penyelidikan mendalam ini sangat krusial untuk mengungkap jaringan kejahatan yang mungkin lebih luas, sekaligus memberikan keadilan bagi keluarga korban.

Penyelidikan juga melibatkan analisis forensik terhadap barang bukti yang ditemukan di lokasi kejadian, serta pemeriksaan terhadap komunikasi para pelaku sebelum dan sesudah peristiwa penculikan terjadi. Hal ini sejalan dengan pandangan yang dikemukakan oleh lembaga penegak hukum, yang menekankan pentingnya pengumpulan bukti yang komprehensif untuk mengungkap kebenaran dalam sebuah kasus pidana.


Artikel Terkait